Sabtu, 21 September 2013

Eksploitasi

       


       Pengertian Eksploitasi
     Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan Minyak dan Gas Bumi dari Wilayah Kerja yang ditentukan, yang terdiri atas pengeboran dan penyelesaian sumur, pembangunan sarana pengangkutan, penyimpanan, dan pengolahan untuk pemisahan dan pemurnian Minyak dan Gas Bumi di lapangan serta kegiatan lain yang mendukungnya.
Pengeboran merupakan kegiatan untuk membuat lubang dari permukaan sampai pada kedalaman tertentu dimana batuan sumber hidrokarbon itu berada. Produksi merupakan kegiatan mengalirkan hidrokarbon dari reservoir sampai pada permukaan. Setelah hidrokarbon sampai di permukaan, hidrokarbon ini akan segera dialirkan ke fasilitas permukaan, diantaranya adalah separator yang akan memisahkan antara minyak, air, dan gas (minyak yg diproduksi dapat memiliki kandungan air dan gas didalamnya). Setelah itu masuk kedalam tangki penampungan utama sebelum dibawa ke tempat penyulingan (kilang).

       Perkembangan Eksploitasi
     Penerapan teknologi pada industri minyak dan gas (migas) kini menghadapi tantangan berat dari soal peningkatan produksi, inefisiensi biaya, meroketnya harga minyak dunia hingga tuntutan dampak pencemaran lingkungan.
     Dalam Acara Offshore Northern Seas (ONS) Conference and Exhibition di Stavanger, Swedia. Beberapa waktu lalu dipamerkan beberapa teknologi terbaru Eksploitasi Migas. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan DESDM mengatakan, perkembangan eksploitasi minyak dan gas terutama pada kawasan offshore dan laut dalam sudah sangat pesat, sehingga dengan teknologi terbaru ini selain dapat meningkatkan produksi dengan menekan losses hingga 5%, juga dapat menghemat biaya hingga sebesar 30% dalam penghematan perawatan peralatan. “Selain keuntungan yang dapat diraih seperti disebutkan diatas, juga dapat menekan kemungkinan dampak buruk terhadap kesehatan, keselamatan dan lingkungan”, lanjut Bambang Dwiyanto.
     Teknologi lainnya yang dipamerkan pada acara tersebut yaitu, teknik Total Subsea Solution dan IOR (increase Oil Recovery). Teknologi ini mengintervensi sumur dan “Drilling Sidetracks”, pada sumur existing didasar laut dalam, pada kedalaman lebih dari 3000 meter. Metode ini menurut Bambang Dwiyanto telah diaplikasikan tanpa menggunakan “Jack-up Rig”, tetapi menggunakan “Riserless Light well intervention” pada kapal yang dilengkapi dengan sistem “ Dinamic Position” dengan pemboran dilakukan menggunakan sistem “Composite Cable” yang terhubung dengan “Trought Tubin Rotary Drilling”. Selanjutnya menurut beliau, hal lain yang menjadi unggulan teknologi sub-sea ini ialah meningkatkan laju produksi migas dengan cara ”Subsea Produced Water Removed”, yaitu memisahkan air dan menginjeksikannya kembali pada lubang bor lainnya. Teknologi IOR ini telah berhasil mengekstrak 19 juta barrel di sumur-sumur North Sea.“ Teknologi tersebut merupakan teknologi masa depan yang dapat diterapkan pada lapangan minyak dan gas bumi di Laut Sulawesi, Selat Makasar, Laut Aru dan di Force Arc Basin dimana kedalaman lautnya melebihi 3000 meter”, ujar Kepala Badan Litbang.

          Proses Produksi Minyak atau Gas
Proses produksi adalah proses penurasan minyak dimana Minyak yang ada di rongga antar butir batuan didorong/dipindahkan/digeser oleh air formasi (air tanah).
Adapun cara memproduksi minyak yaitu :
·         Merencanakan produksi suatu cadangan
·         Luas dan besar cadangan
·         Jumlah sumur produksi yang diperlukan dan
·         Ukuran pompa yang diperlukan
Produksi (hulu) dari migas cukup sederhana, inti proses adalah :
1. Adanya kepala sumur

         Suatu alat/equipment yang digunakan sebagai penghubung sumur dengan peralatan produksi
2. Tanki atau Bejana Pemisah

         Tempat untuk memisahkan komponen dari minyak, gas bumi, air, gas beracun apakah untuk digunakan selanjutnya atau didispose.
3. Pipa penyalur
     Rangkaian pipa didalam perut bumi dari reservoir ke kepala sumur dan jika dipermukaan bumi untuk menyalurkan migas dari suatu peralatan/tempat ke peralatan/tempat lainnya.

        Tahapan Produksi
Tahapan Produksi (Perolehan Minyak) ada 3 macam, yaitu :
1.      Produksi Tahap Awal  (Primary)
2.      Produksi Tahap Ke Dua (Secondary)
3.      Produksi Tahap Lanjut (Enhanced Oil Recovery)
1.  Produksi Tahap Awal :
Ø Secara alamiah, produksi yang terjadi karena daya dorong tenaga reservoir
mampu mengangkat fluida ke permukaan.
Ø Artificial Lift (Pengangkatan buatan), produksi yang terjad masih menggunakan tenaga reservoir tsb tetapi ditambah dengan tenaga dari luar, misalnya (pompa angguk (SRP), pompa reda (ESP) maupun menggunakan gas lift
1.    Produksi Tahap Kedua :
        Menjaga kestabilan atau menambah tenaga reservoir secara langsung yaitu dengan menginjeksikan air atau gas pada suatu sumur dan produksi dilakukan pada sumur lainnya.
2.    Produksi Tahap Lanjut :
          Dimana saat minyak tidak dapat diproduksikan lagi dengan primary recovery maupun secondary recovery maka dilakukan produksi secara enhanced oil recovery (tersier recovery). Beberapa metode produksi yang dilakukan pada tahap enhanced oil recovery diantaranya :
§  Injeksi panas : Huff & Puff, Steam, In situ combustion
§  Injeksi bahan kimia : surfactant, polymer
§  Injeksi gas terlarut : Gas Co2 

Artificial Lift (Pengangkatan Buatan)
     Artificial Lift adalah metode yang digunakan untuk mengangkat HC dan umumnya minyak bumi dari dalam sumur ke permukaan. Hal ini dilakukan biasanya disebabkan tekanan reservoir tidak cukup untuk mendorong minyak sampai ke permukaan.
     Artificial Lift umumnya terdiri dari 6 macam yang digolongkan menurut jenis peralatannya :
     1. Sub Surface Electric Pumping
     2. Gas Lift
     3. Pompa Elektrikal Mekanikal (permukaan)
     4. Reciprocating Rod Lift System
     5. Jet Pump
     6. Progresive Cavity Pump
1)      SUB SURFACE ELECTRIC PUMPING













Menggunakan pompa sentrifugal bertingkat yang digerakan oleh motor listrik dan dipasang jauh didalam sumur.


2)      GAS LIFT :   
Add caption


Gas lift adalah suatu metoda pengangkatan fluida dari dalam sumur ke permukaan dengan menginjeksikan gas kedalam kolom minyak yang ada dalam sumur sehingga berat minyak menjadi lebih ringan dan lebih mampu mengalir ke permukaan.



3)      BEAM TYPE PUMPING UNIT (BTPU)  / Sucker Rod Pump (SRP)


Pompa ini disebut juga sebagai rod pump atau beam pump, menggunakan prinsip katup searah (check valve). Karena pergerakan naik turun seperti mengangguk pompa ini juga dikenal sebagai pompa angguk.


            Tipe pumping unit
  Conventional Crank Balanced Pumping Unit (code “C”)
  Low Torque/Profile Pumping Unit (code”LP”)
  Mark II Unitorque Pumping Unit  (code “M”)
  Air Balanced Pumping Unit (code”A”)
  Beam Balanced Pumping Unit (code”B”)

            Conventional crank balanced pumping unit :       


Biasa dipergunakan pada sumur dengan kedalaman pompa mulai dari 600 ft sampai dengan 3000 ft. Tipe pompa ini mempunyai populasi yang tinggi pada operasi CPI. Dengan tipe pemasangan two point foundation pompa ini sangat mudah dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain.




            Low torque/Profile pumping unit :


Sangat cocok dipergunakan pada daerah yang lembab. Dengan bentuk yang relatif rendah, tipe pompa ini sangat mudah dikirim dalam kondisi terpasang.


            Mark II unitorque pumping unit : 



Sangat cocok dipergunakan pada daerah yang lembab. Dengan bentuk yang relatif rendah, tipe pompa ini sangat mudah dikirim dalam kondisi terpasang.


            Air balanced pumping unit 



Tipe pumping unit ini mempunyai keunikan tersendiri karena tidak mempunyai counterweight. Sebagai gantinya, digunakan air balanced cylinder sehingga keseimbangan well load akan diatur pada silinder ini. Keuntungan dari tipe ini dapat di-set pada stroke length yang tinggi (25 ft), dapat dipasang diatas trailer untuk well testing, ringan, dan biaya pemasangan relatif rendah. 


            Beam balanced pumping unit :                   


Tipe pumping unit ini dirancang untuk permukaan tanah yang kasar dan khusus digunakan untuk sumur dangkal.



4)      RECIPROCATING ROD LIFT SYSTEM
            Perbedaannya dengan tipe BTPU terletak pada surface facilities, sedangkan persamaannya terletak pada down hole pump.
            Kelebihannya dibandingkan dengan BTPU :
·         Untuk pemasangan surface facilities hanya dibutuhkan ruangan yang relatif kecil
·         Mempunyai daya angkat yang besar dan cocok untuk dioperasikan di sumur yang dalam (15,000 feet)
            Kekurangannya dibandingkan dengan BTPU :
·         Tidak sesuai dipasang pada sumur yang mengandung gas (liquid/gas pound problem)
·         Biaya pemeliharaan surface facilities sangat tinggi
·         Stroke length terbatas

5)      JET PUMP     


Fluida di pompakan kedalam sumur bertekanan tinggi lalu disemprotkan lewat nozzel kedalam kolom minyak.
Add caption
6)      PROGRESIVE CAVITY PUMP
            PCP bergerak dengan putaran motor dari permukaan (dipasang di atas wellhead). Kemudian putaran diteruskan ke single helical rotor melalui rangkaian sucker rod. 

            Keuntungan memakai PCP
ü  Sangat cocok untuk high viscosity oil (kental)
ü  Tidak “bising”
ü  Maximum head capacity 9800 feet
ü  Maximum pump capacity 3750 BPD
ü  Cocok untuk directional well
2.5    Dampak Eksploitasi Minyak Bumi terhadap Lingkungan
Sumber daya alam (SDA) merupakan anugerah Tuhan yang harus kita syukuri dengan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya dan kita jaga kelestariannya. Eksploitasi sumber daya alam secara berlebih-lebihan tanpa memperhatikan aspek peran dan fungsi alam ini terhadap lingkungan dapat mendatangkan berbagai macam bencana alam seperti tanah longsor, banjir, kabut asap, pemanasan global hingga bencana lumpur panas Sidoarjo yang sangat merugikan masyarakat.

Eksploitasi hutan di daerah hulu yang dapat menghilangkan fungsi hutan di daerah hulu sebagai penutup lahan terhadap tumpahan air hujan dan penghambat kecepatan aliran permukaan juga dapat menyebabkan banjir. Banyak sekali eksploitasi sumber daya alam yang membawa dampak terhadap kehidupan. Segala kegiatan pembangunan yang berlangsung diharapkan tidak hanya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga harus mampu menjaga kelestarian sumber daya alam. Sehingga alam tidak akan kehilangan fungsinya sebagai pengendali keseimbangan kehidupan. Oleh karena itu setiap pembangunan yang dilakukan harus berwawasan lingkungan mengenalisis mengenai dampak lingkungan yang akan terjadi.

  KESIMPULAN

       Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan Minyak dan Gas Bumi dari Wilayah Kerja yang ditentukan, yang terdiri atas pengeboran dan penyelesaian sumur, pembangunan  sarana pengangkutan, penyimpanan, dan pengolahan untuk pemisahan dan pemurnian Minyak dan Bumi di lapangan serta kegiatan lain yang mendukungnya.




Indonesia merupakan negara yang kaya akan potensi alam seperti minyak bumi, gas batu bara, dan lain sebagainya. Maka dari itu akan sangat menghasilkan sekali apa bila sumberdaya tersebut di eksploitasi, namun bukan eksploitasi besar-besaran yang dimaksudkan tetapi eksploitasi yang ber wawasan dengan lingkungan ekspolitasi yang memperhatikan dampak sebab akibat serta cara menanggulanginya.

1 komentar: