Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan
untuk menghasilkan Minyak dan Gas Bumi dari Wilayah Kerja yang ditentukan, yang
terdiri atas pengeboran dan penyelesaian sumur, pembangunan sarana
pengangkutan, penyimpanan, dan pengolahan untuk pemisahan dan pemurnian Minyak
dan Gas Bumi di lapangan serta kegiatan lain yang mendukungnya.
Pengeboran
merupakan kegiatan untuk membuat lubang dari permukaan sampai pada kedalaman
tertentu dimana batuan sumber hidrokarbon itu berada. Produksi merupakan
kegiatan mengalirkan hidrokarbon dari reservoir sampai pada permukaan. Setelah
hidrokarbon sampai di permukaan, hidrokarbon ini akan segera dialirkan ke
fasilitas permukaan, diantaranya adalah separator yang akan memisahkan antara
minyak, air, dan gas (minyak yg diproduksi dapat memiliki kandungan air dan gas
didalamnya). Setelah itu masuk kedalam tangki penampungan utama sebelum dibawa
ke tempat penyulingan (kilang).
Perkembangan
Eksploitasi
Penerapan teknologi pada industri minyak
dan gas (migas) kini menghadapi tantangan berat dari soal peningkatan produksi,
inefisiensi biaya, meroketnya harga minyak dunia hingga tuntutan dampak
pencemaran lingkungan.
Dalam Acara Offshore Northern Seas (ONS)
Conference and Exhibition di Stavanger, Swedia. Beberapa waktu lalu dipamerkan
beberapa teknologi terbaru Eksploitasi Migas. Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan DESDM mengatakan, perkembangan eksploitasi minyak dan gas terutama
pada kawasan offshore dan laut dalam sudah sangat pesat, sehingga dengan
teknologi terbaru ini selain dapat meningkatkan produksi dengan menekan losses
hingga 5%, juga dapat menghemat biaya hingga sebesar 30% dalam penghematan
perawatan peralatan. “Selain keuntungan yang dapat diraih seperti disebutkan
diatas, juga dapat menekan kemungkinan dampak buruk terhadap kesehatan,
keselamatan dan lingkungan”, lanjut Bambang Dwiyanto.
Teknologi lainnya yang dipamerkan pada
acara tersebut yaitu, teknik Total Subsea Solution dan IOR (increase Oil
Recovery). Teknologi ini mengintervensi sumur dan “Drilling Sidetracks”, pada
sumur existing didasar laut dalam, pada kedalaman lebih dari 3000 meter. Metode
ini menurut Bambang Dwiyanto telah diaplikasikan tanpa menggunakan “Jack-up
Rig”, tetapi menggunakan “Riserless Light well intervention” pada kapal yang
dilengkapi dengan sistem “ Dinamic Position” dengan pemboran dilakukan
menggunakan sistem “Composite Cable” yang terhubung dengan “Trought Tubin
Rotary Drilling”. Selanjutnya menurut beliau, hal lain yang menjadi unggulan
teknologi sub-sea ini ialah meningkatkan laju produksi migas dengan cara
”Subsea Produced Water Removed”, yaitu memisahkan air dan menginjeksikannya
kembali pada lubang bor lainnya. Teknologi IOR ini telah berhasil mengekstrak
19 juta barrel di sumur-sumur North Sea.“ Teknologi tersebut merupakan
teknologi masa depan yang dapat diterapkan pada lapangan minyak dan gas bumi di
Laut Sulawesi, Selat Makasar, Laut Aru dan di Force Arc Basin dimana kedalaman
lautnya melebihi 3000 meter”, ujar Kepala Badan Litbang.
Proses
Produksi Minyak atau Gas
Proses
produksi adalah proses penurasan minyak dimana Minyak yang ada di rongga antar
butir batuan didorong/dipindahkan/digeser oleh air formasi (air tanah).
Adapun cara memproduksi minyak
yaitu :
·
Merencanakan produksi suatu cadangan
·
Luas dan besar cadangan
·
Jumlah sumur produksi yang diperlukan
dan
·
Ukuran pompa yang diperlukan
Produksi (hulu) dari migas cukup
sederhana, inti proses adalah :
1. Adanya kepala sumur
Suatu alat/equipment yang digunakan sebagai penghubung sumur dengan peralatan produksi
2. Tanki atau Bejana Pemisah
Tempat untuk memisahkan komponen dari minyak, gas bumi, air, gas beracun apakah untuk digunakan selanjutnya atau didispose.
3. Pipa penyalur
Rangkaian pipa didalam perut bumi dari
reservoir ke kepala sumur dan jika dipermukaan bumi untuk menyalurkan migas
dari suatu peralatan/tempat ke peralatan/tempat lainnya.
Tahapan
Produksi
Tahapan Produksi (Perolehan Minyak)
ada 3 macam, yaitu :
1. Produksi
Tahap Awal (Primary)
2. Produksi
Tahap Ke Dua (Secondary)
3. Produksi
Tahap Lanjut (Enhanced Oil Recovery)
1. Produksi Tahap Awal :
Ø Secara
alamiah, produksi yang terjadi karena daya dorong tenaga reservoir
mampu mengangkat fluida ke permukaan.
mampu mengangkat fluida ke permukaan.
Ø Artificial
Lift (Pengangkatan buatan), produksi yang terjad masih menggunakan tenaga
reservoir tsb tetapi ditambah dengan tenaga dari luar, misalnya (pompa angguk
(SRP), pompa reda (ESP) maupun menggunakan gas lift
1.
Produksi Tahap Kedua :
Menjaga kestabilan atau menambah tenaga
reservoir secara langsung yaitu dengan menginjeksikan air atau gas pada suatu
sumur dan produksi dilakukan pada sumur lainnya.
2.
Produksi Tahap Lanjut :
Dimana saat minyak tidak dapat
diproduksikan lagi dengan primary recovery maupun secondary recovery maka
dilakukan produksi secara enhanced oil recovery (tersier recovery). Beberapa
metode produksi yang dilakukan pada tahap enhanced oil recovery diantaranya :
§ Injeksi
panas : Huff & Puff, Steam, In situ combustion
§ Injeksi
bahan kimia : surfactant, polymer
§ Injeksi
gas terlarut : Gas Co2
Artificial
Lift (Pengangkatan Buatan)
Artificial Lift adalah metode yang
digunakan untuk mengangkat HC dan umumnya minyak bumi dari dalam sumur ke
permukaan. Hal ini dilakukan biasanya disebabkan tekanan reservoir tidak cukup
untuk mendorong minyak sampai ke permukaan.
Artificial Lift umumnya terdiri dari 6
macam yang digolongkan menurut jenis peralatannya :
1.
Sub Surface Electric Pumping
2. Gas Lift
3. Pompa Elektrikal Mekanikal (permukaan)
4. Reciprocating Rod Lift System
5. Jet Pump
6. Progresive Cavity Pump
2. Gas Lift
3. Pompa Elektrikal Mekanikal (permukaan)
4. Reciprocating Rod Lift System
5. Jet Pump
6. Progresive Cavity Pump
1) SUB
SURFACE ELECTRIC PUMPING
Menggunakan pompa
sentrifugal bertingkat yang digerakan oleh motor listrik dan dipasang jauh
didalam sumur.
2) GAS
LIFT :
Add caption |
Gas lift
adalah suatu metoda pengangkatan fluida dari dalam sumur ke permukaan dengan
menginjeksikan gas kedalam kolom minyak yang ada dalam sumur sehingga berat
minyak menjadi lebih ringan dan lebih mampu mengalir ke permukaan.
3) BEAM
TYPE PUMPING UNIT (BTPU) / Sucker Rod
Pump (SRP)
Pompa
ini disebut juga sebagai rod pump atau beam pump, menggunakan prinsip katup
searah (check valve). Karena pergerakan naik turun seperti mengangguk pompa ini
juga dikenal sebagai pompa angguk.
Tipe pumping unit
Conventional
Crank Balanced Pumping Unit (code “C”)
Low
Torque/Profile Pumping Unit (code”LP”)
Mark
II Unitorque Pumping Unit
(code “M”)
Air
Balanced Pumping Unit (code”A”)
Beam
Balanced Pumping Unit (code”B”)
Conventional crank balanced pumping
unit :
Biasa dipergunakan pada sumur dengan kedalaman pompa
mulai dari 600 ft sampai dengan 3000 ft. Tipe pompa ini mempunyai populasi yang
tinggi pada operasi CPI. Dengan tipe pemasangan two point foundation
pompa ini sangat mudah dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain.
Low torque/Profile pumping unit :
Sangat cocok dipergunakan pada daerah yang lembab. Dengan bentuk yang
relatif rendah, tipe pompa ini sangat mudah dikirim dalam kondisi terpasang.
Mark II unitorque pumping unit :
Sangat cocok dipergunakan pada daerah yang lembab. Dengan bentuk yang
relatif rendah, tipe pompa ini sangat mudah dikirim dalam kondisi terpasang.
Air balanced pumping unit
Tipe pumping unit ini
mempunyai keunikan tersendiri karena tidak mempunyai counterweight.
Sebagai gantinya, digunakan air balanced cylinder sehingga
keseimbangan well load akan diatur pada silinder ini. Keuntungan dari
tipe ini dapat di-set pada stroke length yang tinggi (25 ft), dapat
dipasang diatas trailer untuk well testing, ringan, dan biaya pemasangan
relatif rendah.
Beam balanced pumping unit :
Tipe pumping unit ini
dirancang untuk permukaan tanah yang kasar dan khusus digunakan untuk sumur
dangkal.
4) RECIPROCATING
ROD LIFT SYSTEM
Perbedaannya
dengan tipe BTPU terletak pada surface facilities, sedangkan
persamaannya terletak pada down hole pump.
Kelebihannya dibandingkan dengan BTPU :
·
Untuk pemasangan surface facilities
hanya dibutuhkan ruangan yang relatif kecil
·
Mempunyai daya angkat yang besar dan
cocok untuk dioperasikan di sumur yang dalam (15,000 feet)
Kekurangannya dibandingkan dengan BTPU :
·
Tidak sesuai dipasang pada sumur yang
mengandung gas (liquid/gas pound problem)
·
Biaya pemeliharaan surface facilities
sangat tinggi
·
Stroke length
terbatas
5) JET
PUMP
Fluida
di pompakan kedalam sumur bertekanan tinggi lalu disemprotkan lewat nozzel
kedalam kolom minyak.
Add caption |
6) PROGRESIVE
CAVITY PUMP
PCP bergerak dengan putaran motor dari permukaan
(dipasang di atas wellhead). Kemudian putaran diteruskan ke single
helical rotor melalui rangkaian sucker rod.
Keuntungan memakai PCP
ü Sangat
cocok untuk high viscosity oil (kental)
ü Tidak
“bising”
ü Maximum
head capacity 9800 feet
ü Maximum
pump capacity 3750 BPD
ü Cocok
untuk directional well
2.5 Dampak
Eksploitasi Minyak Bumi terhadap Lingkungan
Sumber
daya alam (SDA) merupakan anugerah Tuhan yang harus kita syukuri dengan
memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya dan kita jaga kelestariannya. Eksploitasi
sumber daya alam secara berlebih-lebihan tanpa memperhatikan aspek peran dan
fungsi alam ini terhadap lingkungan dapat mendatangkan berbagai macam bencana
alam seperti tanah longsor, banjir, kabut asap, pemanasan global hingga bencana
lumpur panas Sidoarjo yang sangat merugikan masyarakat.
Eksploitasi hutan di daerah hulu yang dapat menghilangkan fungsi hutan di daerah hulu sebagai penutup lahan terhadap tumpahan air hujan dan penghambat kecepatan aliran permukaan juga dapat menyebabkan banjir. Banyak sekali eksploitasi sumber daya alam yang membawa dampak terhadap kehidupan. Segala kegiatan pembangunan yang berlangsung diharapkan tidak hanya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga harus mampu menjaga kelestarian sumber daya alam. Sehingga alam tidak akan kehilangan fungsinya sebagai pengendali keseimbangan kehidupan. Oleh karena itu setiap pembangunan yang dilakukan harus berwawasan lingkungan mengenalisis mengenai dampak lingkungan yang akan terjadi.
KESIMPULAN
Eksploitasi
adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan Minyak dan Gas Bumi
dari Wilayah Kerja yang ditentukan, yang terdiri atas pengeboran dan
penyelesaian sumur, pembangunan sarana pengangkutan, penyimpanan, dan
pengolahan untuk pemisahan dan pemurnian Minyak dan Bumi di lapangan serta
kegiatan lain yang mendukungnya.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan potensi alam seperti minyak bumi, gas
batu bara, dan lain sebagainya. Maka dari itu akan sangat menghasilkan sekali
apa bila sumberdaya tersebut di eksploitasi, namun bukan eksploitasi
besar-besaran yang dimaksudkan tetapi eksploitasi yang ber wawasan dengan
lingkungan ekspolitasi yang memperhatikan dampak sebab akibat serta cara
menanggulanginya.
Salam Petroleum Engineering,,
BalasHapus